BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Diindonesia
angka kematian anak dan balita sangatlah tinggi, salah satu penyebab dari angka
kematian tersebut adalah penyakit diare. Diare merupakan penyebab kematian
kedua pada anak di Indonesia (14%) setelah kematian neonatus (40%) disusul
dengan pneumonia (14%).Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak
disebabkan oleh infeksi rotavirus. Organisme-organisme ini mengganggu proses
penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera
masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan
menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit
di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus
besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare. Didalam makalah ini
akan dibahas tentang pengertian diare, penyebab diare, patofisiologi diare,
manifestasi klinis diare, dan penatalaksanaan diare. Tujuan makalah ini adalah
agar kita mengetahui bahaya tentang diare pada anak dan balita.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
apa pengertian dari diare?
2.
Apa penyebab dari diare pada anak?
3.
Bagaimana patofisiologis diare pada
anak?
4.
Bagaimana manifestasi klinis diare pada anak?
5.
Bagaimana penatalaksanaan diare
pada anak?
C.
TUJUAN
MASALAH
1.
Untuk mengetahui pengertian diare
2.
Untuk mengetahui penyebab dari
diare pada anak
3.
Untuk mengetahui patofisiologis
diare pada anak
4.
Untuk mengetahui gejalah
manifestasi klinis diare pada anak
5.
Untuk mengetahui penatalaksanaan
diare pada anak
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
DIARE
·
Diare adalah buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan
demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni
100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
·
Menurut WHO (1980) diare
adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
·
Diare
ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Diare terbagi 2 berdasarkan
mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis(Mansjoer,A.1999,501).
a.
diare akut adalah diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroenterology
Organisation Global Guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase
tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung
kurang dari 14 hari.
b.
Diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari. Diare persisten merupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang
menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan dari
diare akut (peralihan antara diare akut dan kronik, dimana lama diare kronik
yang dianut yaitu yang berlangsung lebih dari 30 hari).
B.
PENYEBAB
DIARE PADA ANAK
Penyebab diare pada
anak disebabkan oleh 4 faktor yaitu:
1. Factor
infeksi
a. Infeksi enteral
infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral
merupakan infeksi di luar sistem pencernaan
yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa).
Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. faktor
makanan
Diare
dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
jenis makanan tertentu.
4. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis
(rasa takut dan cemas).
C. PATOFISIOLOGIS
Mekanisme dasar
timbulnya diare adalah:
1. Gangguan
osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus
dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan
motalitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan,
selanjutnya dapat timbul diare pula.
D.
MANIFESTASI
KLINIS
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah,
demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat
paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat
adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah
kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara
menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
E.
PENATALAKSANAAN
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
REFERENSI
http://
askeb%20neonatus/bu%20hanik/Asuhan%20Keperawatan%20Diare%20pada%20Anak.htm\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar