Minggu, 23 September 2012

diare pada anak


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Diindonesia angka kematian anak dan balita sangatlah tinggi, salah satu penyebab dari angka kematian tersebut adalah penyakit diare. Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di Indonesia (14%) setelah kematian neonatus (40%) disusul dengan pneumonia (14%).Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare. Didalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian diare, penyebab diare, patofisiologi diare, manifestasi klinis diare, dan penatalaksanaan diare. Tujuan makalah ini adalah agar kita mengetahui bahaya tentang diare pada anak dan balita.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      apa pengertian dari diare?
2.      Apa penyebab dari diare pada anak?
3.      Bagaimana patofisiologis diare pada anak?
4.      Bagaimana  manifestasi klinis diare pada anak?
5.      Bagaimana penatalaksanaan diare pada anak?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui pengertian diare
2.      Untuk mengetahui penyebab dari diare pada anak
3.      Untuk mengetahui patofisiologis diare pada anak
4.      Untuk mengetahui gejalah manifestasi klinis diare pada anak
5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan diare pada anak


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN DIARE
·         Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
·         Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
·         Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis(Mansjoer,A.1999,501).
a.       diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroenterology Organisation Global Guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari.
b.      Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Diare persisten merupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan dari diare akut (peralihan antara diare akut dan kronik, dimana lama diare kronik yang dianut yaitu yang berlangsung lebih dari 30 hari).









B.     PENYEBAB DIARE PADA ANAK
Penyebab diare pada anak disebabkan oleh 4 faktor yaitu:
1.      Factor infeksi
a.       Infeksi enteral
 infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b.      Infeksi parenteral
 merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2.      Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
 Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3.      faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4.      Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).


C.     PATOFISIOLOGIS
Mekanisme dasar timbulnya diare adalah:
1.      Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2.      Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3.      Gangguan motalitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

D.    MANIFESTASI KLINIS
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.




E.     PENATALAKSANAAN






























BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN




























REFERENSI
http:// askeb%20neonatus/bu%20hanik/Asuhan%20Keperawatan%20Diare%20pada%20Anak.htm\



Tidak ada komentar:

Posting Komentar